Senin, 11 Maret 2019

Bertemunya "MAN Enrekang dan SMAN 5 Enrekang", ada apa ya?




Baraka (Inmas MAN Enrekang) Dua sekolah yaitu MAN Enrekang dan SMAN 5 Enrekang kembali bertemu dalam suatu kegiatan. Tetapi kali ini bukan dalam rangka lomba atau kompetisi, bertemunya kedua sekolah yang masih satu kecamatan tersebut sehubungan dengan hari bersih nasional yaitu pada hari Kamis tanggal 7 maret 2019. 

MAN ENREKANG dan SMA 5 ENREKANG mengadakan baksos yang diikuti seluruh anggota OSIM & OSIS. Kegiatan ini diawali dengan pertemuan antar 2 sekolah di KPN pada pukul 07.30 yang merupakan salah satu masjid di kecamatan baraka. 


Untuk memberi pemahaman dan kesiapan para anggota dalam baksos kali ini, pasalnya kedua sekolah ini jarang terlibat kerja sama secara langsung, dan dengan adanya kegiatan seperti ini  terlebih lagi dalam hal kebersihan, karna sudah sangat jelas di agama islam bahwa “kebersihan sebagian dari iman” akan menambah rasa solideritas dan mempererat tali silahturahmi antar dua sekolah ini. Selain untuk menambah solidaritas antar dua sekolah tersebut, kegiatan ini bisa menumbuhkan rasa “sadar lingkungan” tidak hanya kepada para anggota tetapi juga kepada masyarakat sekitar yang menyaksikannya. Setelah memberikan pemahaman selama beberapa menit, kedua  sekolah ini membagi menjadi 5 kelompok persekolah.

“Letak keserasian dan kekompakan dari dua sekolah ini terdapat pada penyatuan kelompok tersebut. Contohnya kelompok 1 dari MAN ENREKANG akan bergabung dengan kelompok 1 dari SMA, jadi mereka harus saling mengenal dan berbaur satu sama lain. Begitu juga dengan kelompok-kelompok lainnya”. Ucap St. Haiva Atthalia salah satu siswa dari MAN Enrekang.

Dalam bakti sosial ada 5 tempat yang dijangkau oleh sekolah-sekolah ini, termasuk salah satu taman di Kecamatan Baraka. “Kebetulan saya sendiri mendapat tugas di masjid yang berada di homebase, di sana kami sangat menikmati pekerjaan kami, tidak ada sama sekali rasa perbedaan antara siswa MAN Enrekang dan SMAN 5 Enrekang karena semua siswa fokus dalam membersihkan meskipun juga sekali-kali dibarengi candaan” lanjut St. Haiva Atthalia yang saat ini duduk di kelas X MIPA 2 MAN Enrekang.

Kegiatan di sini dimulai dengan pembagian tugas, ada  yang membersihkan bagian lantai, jendela, tempat wudhu, dan bagian halaman, semuanya akrab dan saling membantu satu sama lain.setelah semua rampung, semua tim diminta berkumpul di masjid raya, yaitu masjid terbesar di desa baraka. 

Di sana para tim diberikan konsumsi dan yang terpenting semuanya berbaur dalam satu tempat, serasa bahwa semuanya berasal dari satu sekolah. Para peserta tersebut pun sangat berharap kegiatan bersama seperti itu sering dilakukan agar hubungan antara dua sekolah favorit di kecamatan baraka ini bisa terus terjalin baik satu sama lain. Apalagi kedua sekolah tersebut sudah menjadi rival atau saingan pada setiap lomba yang diadakan, baik di tingkat kecamatan maupun tingkat provinsi. Ternyata istilah “musuh bebuyutan” hanya ada pada suasana lomba atau kompetisi resmi. Tetapi musuh bebuyutan bisa menjadi “Rekan kerja” yang sangat kompak dan “Sahabat Setia” yang sangat menyenangkan dan saling memperhatikan antara satu dengan lainnya. (Haiva, Mur)

Senin, 04 Maret 2019

KEMAH PENGAMBILAN TKK YANG DIRANGKAIKAN DENGAN PELANTIKAN BANTARA DAN LAKSANA



Assalamua’ alikum wr.wb

Salam pramuka!
Berbicara tentang pramuka pasti tidak lepas dengan ketangkasan dan ketangguhan para anggota pramuka saat berkemah kan? Kali ini saya akan memberikan sedikit info tentang perkemahan rutin yang dilakukan setahun sekali oleh salah satu sekolah di kab. Enrekang yaitu MAN ENREKANG. Kegiatan tersebut kami dengan tema “KEMAH PENGAMBILAN TKK YANG DIRANGKAIKAN DENGAN PELANTIKAN BANTARA DAN LAKSANA” kemah ini dilaksanakan pada hari sabtu, 23 februari 2019 sampai minggu pagi.

Bertempat di desa Dante Koa, lebih tepatnya di salah satu sekolah tingkat MTs disana. Sebelumnya telah ada koordinasi langsung kepada kepada sekolah MTs tersebut tentang kedatangan kami dan penggunaan sekolah tersebut, sehingga kami tidak perlu merasa risau tentang tempatnya.

Sebelum berangkat kelokasi para peserta perkemahan melalukan apel untuk memberikan pengarahan kepada peserta saat dalam perjalan, saat apel diterangkan beberapa peraturan contohnya; peserta dilarang menyalip kendaraan pembina dan kecepatan harus dibawah 50 km/jam, sungguh sekolah yang sangat disiplin bukan?

Setelah semuanya telah rampung
Sekitar pukul 4 sore rombongan perkemhan MAN ENREKANG membelah jalan menuju desa dante koa, jalur yang lumayan extream membuat beberapa peserta harus berkonsentrasi penuh dalam mengendalikan kendaraannya, ditambah lagi cuaca yang kurang mendukung dalam perjalanan. Tetapi saat seperti itu inilah kebersamaan dan semangat sangat terlihat diantara para peserta.

Setelah melakukan perjalanan kurang lebih 2 jam, kami tiba di sekolah tersebut. beberapa peserta mulai mempersiapkan diri untuk sholat magrib dan yang lain memasukkan beberapa barang didalam kelas
Sekitar pukul 09.00 malam. Para peserta ujian TKK diberikan arahan tentang pelaksanaan ujian nanti, dan untuk para calon laksana diberi waktu 30 menit untuk mempersiapkan diri mereka dalam ujiannya .ada beberapa TKK yang di ujiankan, diantaranya TKK menjahit, memasak, P3K, pengamat, dan  pengatur rumah. Yang paling berkesan pada ujian kali ini terdapat pada ujian TKK pengamat, yaitu pada penciuman, para peserta memiiki beberapa jawaban berfariasi yang mengundang gelak tawa para penguji,  ada beberapa pesera yang memberikan jawaban yang sangat berbeda dari benda yang diberikan contohnya saja ada salah satu peserta yang diberikan dedaunan dan jawabannya adalah "buah naga” hahaha.. ada-ada saja, tapi inilah kesan dari sebuah perkemahan.

Ujian ini selesai sekitar jam 1 pagi , dan semua peserta kembali dan mempersiapkan diri mereka untuk beristirahat selepas melakukan ujian yang penuh gelak tawa tadi.



Keesokan paginya beberapa peserta mulai mempersiapkan makanan untuk sarapan atau membersihkan diri di kran air yang berada di ujung bangunan kelas, saya masih ingat pemandangan pagi itu bisa menghilangkan kantuk seketika, bukan main kabut tebal menyelimuti pegunungan disana, ditambah cahaya mentari menyelip dicelah-celah kabut, membuat saya tidak ingin beranjak kemana-mana.

Udaranya mulai menghangat, dan para peserta diberitahu akan dilakukannya senam. Setelah senam kami melakukan upacara pelantikan bantara dan laksana, juga musyawarah oleh dewan adat. Setelah itu persiapan pulang pun dilakukan. Disinilah ciri khas sekolah kami, tidak boleh ada sampah satu pun ,semua kelas dibersihkan dan dirapikan kembali.

Sekitar pukul 7 dini hari, Seluruh peserta menancap gas dan berjalan beriringan menuruni beberapa gunung disana, dan masih dengan peraturan berkendara yang sama. Sungguh pengalaman yang menyenangkan saya berharap bisa mengulangnya untuk kesekian kalinya.
Mungkin hanya itu info yang bisa saya sampaikan tentang perkemahan kali ini. Apabila terdapat kesalahan dalam penulisan , mohon dimaafkan

Wassalamu’alaikum wr.wb


Oleh: Siti Haiva Atthalia

Jumat, 01 Maret 2019

MAN ENREKANG "USAHA TAK PERNAH MENGKHIANATI HASIL"


Baraka (Humas MAN Enrekang) MAN Enrekang adalah salah satu sekolah yang dikenal akan torehan prestasinya di bidang akademik maupun non akademik. Segudang prestasi yang tiap tahunnya berhasil dituai oleh MAN Enrekang tak membuat sekolah ini merasa cukup dan berhenti berusaha untuk kembali mencetak prestasi, namun sebaliknya. Seperti di awal tahun 2019 ini, MAN Enrekang kembali mengukir prestasi untuk kesekian kalinya dalam kegiatan BSC ( Biology Smart Competition ).

Biology Smart Competition 2019 ( BSC ) merupakan kegiatan yang diselenggarakan oleh FKIP UNISMUH MAKASSAR pada tanggal 19-20 Februari 2019 di Makassar. BSC 2019 ini bertujuan untuk melahirkan insan intelektual yang berjiwa kompetitif sesuai dengan temanya sekaligus untuk menemukan generasi-generasi emas yang cerdas dan berwawasan, utamanya pada bidang biologi. Lomba ini dilaksanakan antar kabupaten dan Provinsi di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat, dengan memperlombakan beberapa cabang lomba bertemakan biologi, seperti : 1. Debat Ilmiah. 2. Olimpiade, dan 3. Mading Ilmiah.

MAN Enrekang dapat mewakili kabupaten Enrekang dalam BSC 2019 di Makassar dikarenakan MAN Enrekang berhasil menyabet juara 1 olimpiade biologi tingkat regional Kabupaten Enrekang pada tanggal 15 Februari 2019. Prestasi yang cukup membanggakan bukan? Berkat prestasi ini, MAN Enrekang dapat melaju ke tingkat provinsi dan kembali mengutus siswa-siswi terbaiknya untuk kembali bersaing pada BSC 2019.  Pada cabang lomba debat ilmiah, MAN Enrekang tidak mengutus perwakilan. Sedangkan cabang olimpiade, MAN Enrekang mengutus Farhan Ramadan, Muh. Arga Swara Iskandar, dan Sindi Clodia Avrilia sebagai perwakilan dan berhasil meraih peringkat 9 dari kurang lebih 50 sekolah seSulSelBar.

Prestasi yang cukup membanggakan dicetak pada cabang lomba mading ilmiah. Bagaimana tidak, MAN Enrekang yang diwakili oleh Muh. Farid Fatwa, Hairil Fauzan Lutfi Anwar, Nur Zakiyah Qhalby, Roza Qoni Hadza, dan Nurhaliza berhasil membawa pulang gelar juara 3 dalam lomba mading tersebut setelah MAN Pangkep dan SMAN 3 Anggeraja. Meskipun hanya juara ketiga, setidaknya hal ini menjadi prestasi yang dapat mengharumkan nama MAN Enrekang di mata masyarakat.

"Sebenarnya, saya sudah sangat pesimis melihat mading-mading buatan dari sekolah lain. Mading mereka terlihat amat sangat menarik dan kreatif dan kebanyakan membuat mading 3D. Sedangkan kami, hanya membuat mading sederhana gabungan antara 3D dan 2D. Namun, hal itu ternyata bukanlah alasan untuk memandang remeh diri kami sendiri, buktinya kami bisa meraih gelar juara 3 dalam lomba mading tersebut, " ucap Muh. Farid Fatwa, salah seorang siswa yang mewakili MAN Enrekang pada lomba mading ilmiah BSC 2019.

Usaha tak pernah mengkhianati hasil. Yah, mungkin kata itu adalah kata yang tepat untuk menggambarkan hal tersebut. Dalam proses pembuatan mading ilmiah MAN Enrekang yang dibimbing oleh Mursalin Muhmar, S.Pd. dan Dra. Nursaeni memang membutuhkan pengorbanan dan usaha yang luar biasa apalagi waktu pembuatan mading yang terbilang cukup singkat. Bahkan, para siswa yang terpilih untuk mewakili MAN Enrekang di lomba mading ini, sempat begadang selama 3 hari di perpustakaan MAN Enrekang agar dapat memberikan yang terbaik.

Poin lebih dari mading ilmiah MAN Enrekang yang dibuat dengan tema "Selamatkan Bumi dengan Sains " ini adalah karya tulis yang terkandung di mading tersebut merupakan karya tulis para siswa sendiri tanpa adanya bantuan atau contekan dari internet, para siswa juga melakukan wawancara sendiri, membuat karikatur sendiri, bahkan desain dari mading tersebut juga merupakan hasil karya dan pemikiran para siswa sendiri, sehingga pada saat penilaian, mading ilmiah MAN Enrekang mendapat nilai plus di mata para dewan juri.

"Ini pertama kalinya MAN Enrekang mengikuti lomba mading di tingkat provinsi, dan tak tanggung-tanggung dapat langsung meraih juara ketiga. Cukup membanggakan dan segala pengorbanan kami sama sekali tidak sia-sia" kata Roza Qoni Hadza, yang juga merupakan salah satu perwakilan MAN Enrekang pada lomba mading ilmiah BSC 2019. Dengan adanya torehan prestasi ini, MAN Enrekang diharapkan dapat meningkatkan prestasi di tahun berikutnya dan kembali mengharumkan nama MAN Enrekang tidak hanya pada bidang studi Biologi namun juga bidang studi lainnya.
(Dilaporkan Oleh : Nurhaliza, kelas X MIPA 2)

Scout MAN Enrekang Cetak Rekor Empat Kali Berturut-turut Juara Umum PPMK Kabupaten

Malua (INMAS MAN ENREKANG) Hari Minggu, tanggal 6 oktober 2019, PPMK ke-IV dengan tema "Inovasi Tanpa Batas Untuk Madrasah Hebat &...