Minggu, 31 Mei 2015

KEGIATAN PENGOMPOSAN SISWA MAN BARAKA

HUMAS MAN Baraka - Kegiatan pengomposan dilakukan oleh siswa MAN Baraka kelas X, komposter terdiri atas 3 stadium. Stadium 1 adalah awal proses pementasi (pembusukan) dengan bantuan mikro organisme dan starter berupa EM4 sisa sampah berupa kol, sawi, serta limbah rumah tangga sebagai starter utama. Pada stadium ke 2 adalah proses permentasi berlangsung dengan sempurna dan respirasi secara an aerop dengan starter EM4 hasil ekstrak dari bak pertama. Pada stadium ke tiga berarti bahan tersebut jadi dan sudah siap untuk digunakan.
 
Akram kelas XI IPA 2 sebagai ketua Pengomposan mengatakan bahwa kegiatan pengomposan ini merupakan langkah awal untuk mengatasi masalah sampah yang selama ini sangat mengganggu masyarakat dan elemen sekolah terutama karena menimbulkan polusi dan bau. Ternyata setelah dikelola dengan baik melalui proses pengomposan sampah tersebut sangat bermanfaat terutama untuk menyuburkan tanah dan ramah terhadap lingkungan. 
Setelah pengomposan alami atau pupuk kompos dilakukan maka lama-kelamaan masyarakat dan siswa akan beralih dari semula selalu menggunakan pupuk kimia akan beralih ke pupuk alami (pupuk kompos) dengan alasan:


      1    Pupuk kompos daya tahannya terhadap kesuburan tanah cukup lama.
      2    Penggunaannya sangat ramah terhadap lingkungan.
      3    Tidak mengandung zat kimia
      4    Mengatasi masalah polusi
      5    Dapat mengembalikan keadaan struktur tanah dari padat menjadi gembur

                                          Berikut ini foto kegiatan pengomposan siswa:
 Siswa menyiram bak kompos dengan starter alami


KOMPOSTER BAK 1 (AWAL)


KOMPOSTER BAK 2 (TENGAH)


KOMPOSTER BAK 3 (AKHIR)

ALAT PENJERNIH AIR SEDERHANA KARYA SISWA KELAS XI IPA 2

HUMAS MAN Baraka - Dalam praktikum yang dilakukan siswa kelas XI IPA 2, air yang keruh dapat dijernihkan dan dibersihkan dengan menggunakan alat penjernih air sederhana. Air yang disaring dalam praktikum tersebut menggunakan air keruh yang digolongkan sebagai suspensi. Karena bersifat heterogen, terdiri dari dua fase yaitu padat dan cair, keruh, serta apabila didiamkan terbentuk endapan.

Berikut ini adalah penjelasan-penjelasan dari Asmaul Husna, siswa kelas XI IPA 2 yang melakukan inovasi perjernih air tersebut yang diambil oleh penulis.

“Komponen alat penjernih air yang kami buat memang di susun berdasarkan kerapatannya. Yakni dari atas botol, bahan berkomponen renggang dan semakin kebawah semakin padat. Hal ini dimaksudkan agar penjernih air dapat optimal dalam melakukan fungsinya” kata Asmaul Husna.

Adapun langkah kerja yang dilakukan dalam pembuatan penjernih air sederhana antara lain sebagai berikut:
      1. Menyiapkan alat dan bahan yang di perlukan.
      2. Memotong dasar botol air mineral bekas sekitar 2 cm dari dasar botol agar berlubang.
      3. Memberi lobang pada tutup botol sebagai jalan keluarnya air.
      4. Mencuci bahan-bahan yang akan digunakan sebagai komponen dalam penjernih air sederhana.     
      5. Mengisi botol dengan bahan-bahan yang sudah dicuci. Secara berurutan, ppertama menuangkan    
          pasir, kapas, sabut kelapa, kerikil kecil, lidi, dan kemudian kerikil yang berukuran agak besar.
     6.  Menguji coba penjernih air sederhana dengan menuangkan air kotor yang keruh kedalam penjernih 
          air sederhana.
     7. Mengamati air yang keluar dari penjernih air sederhana.

      Hasil dari kegiatan tersebut adalah:


                 1. Alat penjernih air sederhana dapat menghasilkan air jernih dari air keruh. Karena suspensi (air keruh) memiliki partikel-partikel cukup besar dibandingkan kerapatan komponen-komponen alat penjernih air sehingga kotoran tertinggal di dalamnya. Selain itu alat penjernih air mengandung tawas yang akan mengendapkan berbagai kotoran dalam air keruh.
    2. Alat penjernih air merupakan salah satu alat yang menggunakan sifat koagulasi dalam koloid. Yakni menambahkan koagulator “tawas” untuk mengendapkan koloid lain seperti koloid tanah liat dan partikel-partikel lain yang membuatnya keruh. Selain itu juga terdapat sifat adsorbsi sehingga permukaan tawas menyerap zat-zat warna, pestisida, detergen dll yang terdispersi dalam air.

Demikian penjelasan-penjelasan dari siswa kelas XI IPA 2 mengenai percobaan pembuatan alat penjernih air tersebut. 
                                                Foto-foto pada kegiatan perjernihan air:





Scout MAN Enrekang Cetak Rekor Empat Kali Berturut-turut Juara Umum PPMK Kabupaten

Malua (INMAS MAN ENREKANG) Hari Minggu, tanggal 6 oktober 2019, PPMK ke-IV dengan tema "Inovasi Tanpa Batas Untuk Madrasah Hebat &...